Kata-kata Mutiara 'Ali bin Abi Tholib k.w.
Lidah orang mukmin berada dibelakang hatinya, sedangkan hati orang munafik berada di belakang lidahnya.
Tidaklah lurus iman seorang hamba sehingga lurus hatinya, dan tidak akan lurus hatinya sehingga lurus lidahnya.
Demi Alloh, tidaklah aku melihat seorang hamba bertaqwa dengan taqwa yang membawa manfaat baginya sehingga dia menyimpan lidahnya.
Sesungguhnya lidah ini senantiasa tidak mematuhi pemiliknya.
Berbicaralah, niscaya kalian akan dikenal karena sesungguhnya seseorang tersembunyi di bawah lidahnya.
Ketenangan seseorang terdapat dalam pemeliharaan-nya terhadap lidahnya.
Lidahmu menuntutmu apa yang telah engkau biasakan padanya.
Lidah laksana binatang buas, yang jika dilepaskan, niscaya ia akan menggigit.
Jika lidah adalah alat untuk mengekspresikan apa yang muncul dalam pikiran, maka sudah seyogyanya engkau tidak menggunakan-nya dalam hal yang tidak ada dalam pikiran itu.
Perkataan tetap berada dalam belenggumu selama engkau belum mengucapkan-nya. Jika engkau telah mengucapkan perkataan itu, maka engkau-lah yang terbelenggu olehnya. Oleh karena itu, simpanlah lidahmu, sebagaimana engkau menyimpan emasmu dan perakmu. Ada kalanya perkataan itu mengandung kenikmatan, tetapi ia membawa kepada bencana.
Sedikit sekali lidah berlaku adil kepadamu, baik dalam hal menyebarkan keburukan maupun kebaikan.
Timbanglah perkataanmu dengan perbuatanmu, dan sedikitkanlah ia dalam berbicara kecuali dalam kebaikan.
Sesungguhnya ada kalanya diam lebih kuat daripada jawaban.
Jika akal telah mencapai kesempurnaan, maka akan berkuranglah pembicaraannya.
Apa yang terlewat darimu karena diammu lebih mudah bagimu untuk mendapatkannya daripada yang terlewat darimu karena perkataanmu.
Sebaik-baik perkataan seseorang adalah apa yang perbuatannya membuktikannya.
Jika ringkas (dalam perkataan) sudah mencukupi, maka memperbanyak (perkataan) menunjukan ketidakmampuan mengutarakan sesuatu. Dan jika ringkas itu dirasa kurang, maka memperbanyak (perkataan) wajib dilakukan.
Barangsiapa yang banyak bicaranya, maka banyak pula kesalahan-nya; barangsiapa yang banyak kesalahannya, maka sedikit malunya; barangsiapa yang sedikit malunya, maka sedikit kehati-hatian dalam beragama-nya; barangsiapa yang sedikit kehati-hatian-nya, maka mati hatinya; dan barangsiapa yang mati hatinya, maka dia akan masuk neraka.