Teknik meratakan gedung pencakar langit dari dalam.
Berjalan-jalan di pusat kota Tokyo, mengagumi banyak gedung pencakar langit. Di sisi lain, sangat sedikit yang benar-benar memperhatikan bangunan tinggi diratakan. Teknik meratakan gedung pencakar langit dari dalam, yaitu ketinggian gedung perlahan-lahan menghilang sebagai teknik baru perataan gedung.
Meratakan gedung pencakar langit membutuhkan seni tersendiri dari suatu teknologi, terutama jika struktur yang lebih dari 100 meter. Selama beberapa dekade mendatang, semakin banyak bangunan tinggi diharapkan memiliki periode waktu untuk diratakan.
Perlu ada cara yang sangat efektif bagi bangunan yang lebih dari 100 meter. Membuat lingkungan kerja yang lebih aman, dan mengurangi kebisingan dan debu dengan menjaga semua pekerjaan pembongkaran di dalam gedung.
Metode menarik perhatian publik ketika kontraktor mulai meruntuhkan Grand Prince Hotel Akasaka sebagai contohnya, salah satu hotel di Tokyo. Hotel ini adalah bangunan tertinggi yang pernah diratakan sejauh ini di Jepang.
Secara umum sebelumnya, ketika sebuah bangunan tinggi dirobohkan, sisi-sisinya dilindungi, sedangkan bagian atas, di mana alat-alat berat yang melakukan pekerjaan pembongkaran, terbuka ke langit. Crane yang digunakan untuk memetik puing-puing dari atas dan membawanya ke tanah.
Tapi crane hanya bisa melakukan dengan ketinggian terbatas, sehingga dianggap metode ini tidak bisa dijalankan dengan bangunan lebih dari 100 meter. Hanya beberapa bangunan lebih dari 100 meter telah dirobohkan di Jepang sejauh ini.
Statistik menunjukkan bahwa sebagian besar bangunan lebih dari 100 meter di seluruh dunia dirobohkan setelah berumur 30 atau 40 tahun. Jepang memiliki sekitar 797 bangunan yang lebih dari 100 meter, dan 99 dari mereka akan menjadi 30 sampai 40 tahun dalam 10 tahun.
Maka bisa dipastikan bahwa banyak dari bangunan tersebut akan diratakan. Apakah benar-benar mungkin untuk membongkar bangunan dengan aman lebih dari 100 meter? Diperlukan penelitian untuk itu.
Ide utama adalah untuk membongkar struktur dalam ruang tertutup, tidak seperti cara tradisional bekerja di udara terbuka.
Menggunakan atap bangunan untuk membuat wilayah tertutup dan membawa crane di dalam gedung. Atap ditopang oleh kolom sementara yang diturunkan membuat lantai yang lebih tinggi turun.
Dengan bekerja dalam ruang tertutup, kebisingan dikurangi dengan 17 sampai 23 desibel, sementara debu dapat dihindari sebanyak 90 persen. Terlebih lagi, itu lebih aman bagi para pekerja daripada berada di udara terbuka.
Metode ini dapat mempercepat waktu penyelesaian dan pekerjaan dapat terus berjalan selama penghuni tetangga setuju. Metode ini juga lebih aman terhadap lingkungan dan lebih hemat energi